Petir merupakan proses pelepasan listrik dan tidak hanya terjadi dari awan ke bumi, tapi juga bisa terjadi dari awan ke awan lainnya. Sebuah kilatan petir suhunya bisa mencapai 30.000 derajat Celcius, hal itulah yang menyebabkan udara bergerak dan seolah meledak dengan suara yang menggelegar.
Pada saat muatan listrik berkumpul di dalam awan dan posisi awan semakin tinggi, muatan awan akan terlibat dalam turbulensi udara sehingga muatan listrik awan akan bergerak secara cepat dan terus menerus. Pergerakan ini akan membuat muatan positif dan muatan negatif, memisahkan diri.
Muatan positif akan berada diatas, sedangkan muatan negatif akan terkumpul di bagian bawah awan. Muatan negatif inilah yang memiliki kecenderungan untuk berikatan dengan muatan positif yang ada di bumi dengan cara menyambar, sehingga timbul kilatan petir dan suara guruh.
Walaupun petir adalah fenomena alam yang normal terjadi, ternyata petir bisa berbahaya untuk makhluk hidup. Arus petir bisa menimbulkan tegangan listrik yang tinggi yang tidak bisa ditahan oleh manusia dan hewan termasuk sapi.
Seperti yang terjadi di Desa Bolok, Kupang Barat, Kabupaten Kupang, NTT, sebanyak 14 ekor sapi, tewas tersambar petir. Peristiwa tersebut terjadi pada saat hujan mengguyur Desa Bolok, Kupang Barat pada Kamis (5/12/2019), sekitar pukul 15.00 Wita. Camat Kupang Barat, Yusak A Ulin, membenarkan, ada belasan ekor sapi yang tersambar petir.
Oleh sebab itu Yusak mengingatkan bahwa kondisi cuaca yang seperti saat musim hujan, masyarakat agar berhati-hati saat keluar rumah. Yusak khawatir kejadian yang sama bukan saja menimpa sapi, tapi juga warga setempat. Disamping itu juga ia mengimbau warga setempat agar tidak berteduh di bawah pohon jika hujan, karena jika petir menyambar akan sangat berbahaya.