RAGAM INFORMASI

TENTANG DUNIA PERSAPIAN

TRANSLATE

Seperti Apakah Bentuk Bangunan Kandang Untuk Mempercepat Proses Perkawinan Alami Pada Sapi Perah?

Kandang merupakan rumah bagi hewan ternak termasuk sapi, oleh karena itu bentuk bangunan kandang sapi harus dibuat senyaman mungkin untuk mendukung kebutuhannya. Kandang sapi yang baik juga harus mempermudah peternak untuk melaksanakan pekerjaannya mulai dari memberi pakan hingga membersihkan kotoran.

Bentuk bangunan kandang juga berbeda tergantung bagaimana sistem pemeliharaanya, ada yang sapinya selalu berada didalam kandang setiap saat. Ada juga yang berada didalam kandang hanya malam hari saja, karena mulai pagi hari hingga sore hari sapi dilepas di padang penggembalaan. Di peternakan sapi perah rakyat, sapi lebih banyak menghabiskan hari-harinya di dalam kandang. Hanya sesekali saja sapi dibawa keluar kandang.

Bentuk bangunan kandang sapi perah harus disesuaikan dengan kebutuhannya, apakah untuk pembesaran, perawatan atau pemerahan. Demikian juga kandang sapi untuk proses perkawinan. Perkawinan sapi menjadi hal yang sangat penting bagi petenak sapi perah, karena dengan perkawinan sapi bisa bunting, melahirkan anak, dan akhirnya menghasilkan susu.

Kawin secara alami lebih disarankan karena secara alamiah ternak sapi jantan mampu mengetahui ternak sapi betina yang berahi, kemudian biayanya murah, dan praktis tanpa perlu campur tangan manusia. Namun demikian, perkawinan alami hasilnya akan maksimal jika pejantan yang digunakan sudah didiseleksi berdasarkan penilaian performans tubuh dan kualitas semen yang baik, berumur lebih dari dua tahun dan bebas dari penyakit reproduksi seperti EBL dan IBR. 

Sedangkan untuk sapi induknya harus memiliki persyaratan sebagai berikut: dapat beranak setiap tahun, badan tegap, sehat dan tidak cacat, tulang pinggul dan ambing besar, lubang pusar agak dalam, tingginya minimal 135 cm dengan bobot badan  lebih dari 300 kg.

Ada 4 model proses perkawinan alami yang dapat dilakukan yaitu:

1. Perkawinan di Kandang Individu

Pada kandang ini, sapi ditempatkan dengan cara diikat. Kemudian diamati satu persatu setiap hari pada waktu pagi dan sore, untuk melihat gejala birahi secara langsung. Apabila birahi pagi dikawinkan pada sore hari dan apabila birahi sore dikawinkan pada esok pagi hingga siang. Persentase birahi yang terbanyak umumnya pada pagi hari.

Setelah 6-12 jam terlihat gejala birahi, sapi induk dibawa dan diikat pada kandang kawin. Pejantan kemudian dibawa masuk kedalamnya dan dikawinkan minimal dua kali ejakulasi. Setelah 21 hari (hari ke 18-23) dari perkawinan, dilakukan pengamatan birahi lagi dan apabila tidak ada gejala birahi hinggga dua siklus (42 hari) berikutnya, kemungkinan sapi induk tersebut berhasil bunting.

Jika setelah 60 hari sejak di kawinkan, tidak tampak gejala bunting, lakukan pemeriksaan kebuntingan dengan palpasi rektal, yaitu adanya pembesaran uterus seperti balon karet (10-16 cm) dan setelah hari ke 90 sebesar anak tikus. Setelah bunting, induk tetap berada didalam kandang hingga beranak, 7-10 hari kemudian baru dikeluarkan.

2. Perkawinan di Kandang Kelompok

Caranya dengan mencampurkan sekitar 10 sapi induk dengan 1 ekor pejantan terpilih terus menerus 24 jam selama dua bulan. Setelah itu, lakukan pemeriksaan kebuntingan (PKB) dengan cara palpasi rectal terhadap induk-induk sapi tersebut, karena perkawinannya terjadi secara alami pada waktu tertentu yang tidak diketahui.

Dengan mempertimbangkan model perkawinan tersebut diatas, makan bentuk bangunan kandang sapi kawin harus dibuat dengan persyaratan sebagai berikut: 

  • Kandang kawin sebaiknya berhubungan dengan pagar halaman kandang sapi pejantan;
  • Pintu diatur sedemikian rupa (gampang untuk dibuka tutup) guna mempermudah sapi jantan masuk ke kandang kawin.
  • Perhatikan ukuran kandang sapi kawin, panjang kandang 110 cm, lebar bagian depan dan belakang masing-masing 55 dan 75 cm, tinggi bagian depan kandang 140 cm, sementara bagian belakang 35 cm;
  • Material kandang kawin harus kuat, bisa dibuat dengan menggunakan balok dengan ukuran 20x20 cm, jangan lupa tanam tiang balok sedalam kurang lebih 60 cm dan dibeton agar makin kuat.

Setelah membuat kandang kawin, saatnya meningkatkan kesuburan sapi betina.  Ada cara alami yang bisa ditempuh untuk meningkatkan kesuburan yaitu dengan memberikan kecambah atau toge kacang hijau selama beberapa hari secara teratur. Seumpama berhasil, maka dari alat kelaminnya akan keluar lendir atau disebut sruweh. berarti sapi sudah siap kawin. 

Cara ini merupakan cara yang paling aman dan mudah dilakukan. Bila dengan cara tersebut belum berhasil, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kesehatan sapi.

Demikianlah informasi tentang bentuk bangunan kandang sapi untuk proses perkawinan secara alami, semoga berguna..

Baca juga: Harga Sapi Perah Dan Cerita Tentang Keju Mozarella Khas Malang

  • Sejarah Sapi Belgian Blue yang Jadi Harapan Swasembada Daging

    Sejarah Sapi Belgian Blue tak jauh berbeda dari kisah pembiakan wagyu, sapi yang sangat terkenal dari Jepang. Bedanya, jika wagyu tenar berkat kandungan lemak putih atau marblingnya, maka Sapi Belgia ternar berkat otot menonjol bak binaragawan.

Jangan Sampai Merugi Akibat Salah Merancang Tempat Pakan Ternak Sapi

Perencanaan usaha adalah sebuah proses untuk menentukan tujuan, visi, misi, strategi, prosedur, kebijakan serta program dan anggaran yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah usaha tertentu. Dengan menentukan langkah penyusunan perencanaan usaha, bisnis sapi yang akan djalankan bisa berkembang dan meminimalisir kegagalan usaha. Baca selengkapnya...

Mengapa Mayoritas Sapi Untuk Kurban Dari Para Pejabat Adalah Jenis Limosin?

Warga Kecamatan Gantung sangat antusias menyaksikan sapi untuk kurban bantuan Presiden Jokowi yang dilaksanakan di masjid Alhikmah, tepatnya di Desa Lenggang, Belitung Timur. Bahkan beberapa diantaranya rela memanjat bangunan hanya untuk melihat melihat proses penyembelihan sapi jenis persilangan limosin-Madura tersebut. Baca selengkapnya...

Cara Merawat Bayi Sapi (Pedet) Sebelum Dan Sesudah Kelahiran

Peternak harus memiliki kemampuan merawat bayi sapi (pedet) mulai dari kandungan hingga proses kelahiran. Karena, tingkat kematian anak sapi perah (pedet) cukup tinggi, bisa mencapai 10% dari jumlah kelahirannya dalam setahun. Jumlah ini bisa saja meningkat atau menurun. Semuanya tergantung dari kemampuan peternak sapi perah dalam memberikan perlakuan terbaik kepada pedet, mulai dari kandungan hingga kemudan lahir. Baca selengkapnya...