RAGAM INFORMASI

TENTANG DUNIA PERSAPIAN

Habitat Sapi Di Gunung Tambora

Padang Savana Doroncanga yang berada disebelah selatan kaki Gunung Tambora, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan habitat sapi dengan pemandangan yang indah. Ditempat ini hewan ternak  yang mayoritasnya adalah sapi, dilepas liar oleh pemiliknya. Padang savana di kaki Gunung Tambora adalah salah satu lokasi pelepasan hewan di Provinsi NTB, setiap hari ada ribuan ternak yang berkeliaran disini.

Uniknya, para pemilik hewan ternak ini tidak takut tertukar atau hilang, karena mereka menandai masing-masing ternaknya dengan cara diberi simbol di badannya.

Lahan di Padang Savana Doroncanga ini sebenarnya dipenuhi bebatuan hasil letusan gunung Tambora pada tahun 1815, namun rumput yang menjadi makanan sapi tumbuh dengan subur di sela-sela bebatuan tersebut. Sapi disini sangat mahir mencari rumput rumput, karena merupakan habitas sapi sejak lahir. makan, minum dan tidur selalu ditempat ini.

Sapi-sapi ini juga memiliki jadwal aktifitas yang teratur, pada jam 04.00 WITA, ribuan sapi akan tampak beriringan menuju pusat air minum di sekitar pinggir pantai. Pukul 12.00 WITA, sapi akan beristirahat hingga sore hari. Sore harinya sekitar jam 16.00 WITA, kembali mencari makanan di sekitar kaki gunung.

Demkian juga di Padang Savana Saraenduha, meski areanya tidak terlalu luas karena sebagian telah ditanami tebu oleh perusahaan gula yang baru beroperasi di Dompu. Tidak seperti di Padang Savana Doroncanga, habitat sapi ditempat ini agak mengkhawatirkan para pemilik sapi, karena sering terjadi kehilangan ternak, tidak hanya sapi, tapi juga kerbau, maupun kuda.

Akibatnya, mereka harus berjaga-jaga dan menginap di area pelepasan. Hilangnya ternak bukan pada lokasi savana bukan karena pencurian akan tetapi ikut bergabung dengan hewan ternak lainnya. Seperti yang terjadi pada saat penyelenggaraan Festival Pesona Tambora (FPT) pada tahun 2018, banyak ternak yang hilang, baik sebelum kegiatan maupun sesudah kegiatan.

 

Sumber: kumparan.com

 

Sejarah Sapi Belgian Blue yang Jadi Harapan Swasembada Daging

Sejarah Sapi Belgian Blue tak jauh berbeda dari kisah pembiakan wagyu, sapi yang sangat terkenal dari Jepang. Bedanya, jika wagyu tenar berkat kandungan lemak putih atau marblingnya, maka Sapi Belgia ternar berkat otot menonjol bak binaragawan. Baca selengkapnya...

Sapi Belgian Blue Harganya Berapa?

Sejak beberapa tahun lalu pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mengembangbiakkan sapi berjenis belgian blue. Sapi satu ini disebut-sebut termasuk jenis sapi unggul dengan harga jual yang tinggi. Sapi belgian blue merupakan sapi yang berasal dari Belgia Tengah, Belgia. Sapi Belgia adalah hasil proses panjang kawin silang dan “selective breeding” selama hampir 200 tahun dari pengembangan hasil “cross breeding” sapi Durham Shorthorn dari Inggris dan Friesian… Baca selengkapnya...

Obat Murah Meriah Untuk Sapi Mencret

Cara mengatasi sapi yang terkena penyakit, yang harus dilakukan pertama kali adalah menghilangkan penyebab penyakit dan mengatasi efek yang ditimbulkan. Contohnya adalah Diare, penyakit yang membuat sapi menjadi sering buang air besar dengan kondisi tinja yang encer atau berair (mencret). Diare pada sapi umumnya disebabkan oleh beberapa faktor fisiologis berupa perubahan lingkungan ternak, yang meliputi: perubahan pakan, perpindahan ternak, perubahan cuaca, dan pergantian pemeliharaan. Baca selengkapnya...

Cara Menjinakkan Sapi

Kegiatan menunggang sapi atau gerobak sapi di Desa Bengking menjadi salah satu cara memanfaatkan potensi pertanian dan pariwisata daerah. Pendapatannya memang cukup menggiurkan. Tarif menunggangi sapi senilai Rp50.000 per orang. Sedangkan tarif gerobak sapi ukuran besar senilai Rp250.0000. Gerobak besar bisa ditumpangi 10-12 orang dewasa atau 15-20 anak-anak. Menurut keterangan salah satu peternak sapi di Desa Bengking, yaitu Yanto alias Mas Petruk, untuk dapat menggunakan sapi sebagai hewan… Baca selengkapnya...